Surabaya, 14 Juli 2025 – Bitcoin kembali menjadi sorotan utama setelah menunjukkan tren kenaikan harga yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya minat dan kepercayaan investor, baik dari kalangan pemegang jangka pendek maupun jangka panjang.
Pemegang Jangka Pendek Gencar Akumulasi
Selama sebulan terakhir, aktivitas akumulasi Bitcoin dari kelompok investor jangka pendek mengalami lonjakan drastis. Dalam kategori pemegang dengan skala kecil hingga menengah yang sering disebut sebagai Shrimp to Fish, tercatat penambahan lebih dari 19.300 BTC ke dalam dompet mereka. Angka ini menunjukkan bahwa kelompok investor kecil bukan sekadar pengamat, melainkan telah mengambil langkah nyata untuk memperbesar eksposur mereka terhadap aset kripto ini.
Sementara itu, di sisi pasokan, para penambang hanya melepas sekitar 13.400 BTC dalam periode yang sama. Ketimpangan ini mengisyaratkan bahwa permintaan Bitcoin jauh melampaui pasokannya saat ini, kondisi yang secara fundamental mengarah pada tekanan kenaikan harga.
Pasokan Makin Ketat, Holder Jangka Panjang Ambil Peran
Tak hanya pemegang jangka pendek, para pemegang jangka panjang atau Long-Term Holders (LTH) juga menunjukkan perilaku yang sama. Mereka terus menyerap lebih banyak BTC, bahkan melebihi jumlah yang dilepas oleh para penambang. Dengan adanya konsistensi antara kedua kelompok investor ini, pasar kini memasuki fase pengetatan pasokan yang serius.
Pasokan Bitcoin yang tersedia di bursa semakin menipis karena sebagian besar telah diamankan di dompet pribadi. Fenomena ini berpotensi menciptakan kejutan pasokan dalam waktu dekat, sebuah kondisi di mana ketersediaan aset begitu terbatas sementara permintaan terus melonjak.
Situasi serupa pernah terjadi dalam siklus bullish sebelumnya dan secara historis selalu menjadi sinyal positif bagi harga Bitcoin. Ketika pasar kehabisan likuiditas, harga cenderung terdorong naik secara alami akibat tekanan permintaan.
Harga Mendekati All-Time High
Dalam sepekan terakhir, harga Bitcoin tercatat melonjak 9,7 persen, diperdagangkan di level US$118.712. Angka ini hanya sedikit di bawah rekor tertingginya sepanjang masa, yakni US$118.869. Dengan dorongan dari sisi permintaan yang kuat dan pasokan yang semakin terbatas, banyak analis memprediksi bahwa Bitcoin akan segera mencetak rekor baru.
Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Bitcoin akan menembus level psikologis US$120.000 dalam waktu dekat. Pencapaian ini diprediksi akan menjadi katalis penting yang memicu masuknya aliran modal baru ke pasar kripto, terutama dari investor institusional yang masih menunggu momen untuk masuk.
Risiko Tetap Mengintai, Pasar Perlu Waspada
Meskipun prospek jangka pendek terlihat menjanjikan, bukan berarti Bitcoin bebas dari potensi risiko. Salah satu faktor eksternal yang patut dicermati adalah kebijakan ekonomi global, terutama dari Amerika Serikat.
Rencana mantan Presiden Donald Trump yang akan mengenakan tarif impor sebesar 30 persen terhadap produk dari Uni Eropa bisa menjadi pemicu volatilitas di pasar keuangan, termasuk kripto. Jika kebijakan ini memicu ketegangan ekonomi global atau berdampak pada pasar saham AS, Bitcoin bisa terdampak dalam jangka pendek.
Dalam skenario terburuk, harga BTC bisa terkoreksi ke level US$115.000. Namun, dengan tren akumulasi yang sangat kuat dari investor, peluang terjadinya penurunan tajam dalam waktu dekat tetap tergolong kecil.
Meski Sinyal Kuat, Investor Perlu Tetap Waspada
Secara keseluruhan, semua indikator saat ini menunjukkan bahwa Bitcoin masih berada di jalur naik. Dari perilaku akumulasi investor, penurunan pasokan, hingga kondisi pasar yang mendukung, BTC tampaknya sedang bersiap untuk babak kenaikan selanjutnya.
Jika berhasil menembus angka US$120.000, bukan hanya rekor harga yang tercipta, tetapi juga momentum baru bagi pasar kripto secara keseluruhan. Di tengah tantangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, Bitcoin kembali membuktikan diri sebagai aset yang mampu menarik perhatian dunia.







