Bitcoin Lampaui 0.000: Apakah Dunia Menuju Era “Bitcoinisasi”?

Bitcoin kembali menggemparkan pasar keuangan global. Dalam waktu kurang dari satu minggu, aset kripto terpopuler ini melesat dari angka $108.000 hingga menembus lebih dari $120.000. Lonjakan ini memperpanjang tren kenaikan agresif yang telah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir dan memecahkan rekor harga baru hampir setiap hari.

Kenaikan ini terjadi di tengah dinamika makroekonomi yang menekan kekuatan dolar Amerika Serikat, sekaligus menjadi sinyal awal bahwa pergeseran besar dalam lanskap keuangan global mungkin sedang berlangsung.

Dolar Melemah, Bitcoin Menguat

Di balik lonjakan nilai Bitcoin, terdapat fenomena menarik yang perlu dicermati: pelemahan signifikan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya. Sejak awal tahun 2025, dolar tercatat telah merosot lebih dari 10 persen terhadap poundsterling dan juga menunjukkan tren penurunan terhadap euro.

Pelemahan dolar ini mendorong sebagian investor untuk mencari lindung nilai terhadap potensi inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Bitcoin, dengan karakteristiknya yang terdesentralisasi dan terbatas jumlahnya, kembali menjadi pilihan utama.

Menurut analisis yang dirilis oleh Kobeissi Letter, pasar telah memasuki kondisi yang disebut sebagai “mode krisis”, dengan Bitcoin mencetak kenaikan harga nyaris vertikal. Dalam kurun enam bulan terakhir, dolar telah kehilangan sekitar 11 persen nilainya, sementara kapitalisasi pasar kripto bertambah lebih dari 1 triliun dolar dalam tiga bulan terakhir saja.

Dua Momen Penting yang Mengubah Permainan

Kinerja impresif Bitcoin pada tahun 2025 tidak lepas dari dua peristiwa kebijakan besar di Amerika Serikat. Yang pertama adalah penangguhan tarif impor pada 9 April, yang disinyalir memberikan angin segar bagi pasar. Yang kedua dan lebih berdampak adalah pengesahan Rancangan Undang-Undang “Big Beautiful Bill” oleh Presiden Donald Trump pada 1 Juli lalu.

Sejak undang-undang tersebut disahkan, harga Bitcoin telah melonjak lebih dari 15 ribu dolar. Analis menilai bahwa lonjakan ini memperkuat korelasi terbalik antara Bitcoin dan indeks kekuatan dolar AS.

Arus Modal Institusional Kian Deras

Sentimen pasar terhadap Bitcoin kian diperkuat oleh masuknya investor institusional. Salah satu indikator kuat adalah kinerja ETF Bitcoin spot milik BlackRock, yaitu IBIT. Dalam waktu sedikit lebih dari satu tahun, IBIT telah mengelola dana sebesar 80 miliar dolar, sebuah pencapaian luar biasa jika dibandingkan dengan ETF emas terbesar yang membutuhkan lebih dari 15 tahun untuk mencapai angka serupa.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa kepercayaan terhadap Bitcoin sebagai instrumen investasi jangka panjang semakin menguat, terutama di kalangan institusi besar yang selama ini lebih konservatif terhadap aset kripto.

Pasar Tradisional Mulai Tertinggal

Di sisi lain, aset-aset konvensional mulai menunjukkan tanda-tanda ketertinggalan. Indeks S&P 500, apabila dihitung dalam nilai Bitcoin, mengalami penurunan sebesar 15 persen sejak awal tahun. Jika dihitung sejak tahun 2012, indeks ini telah menyusut hampir 99,98 persen dibandingkan Bitcoin.

Bagi sebagian pelaku pasar, kondisi ini menjadi peringatan bahwa dominasi pasar tradisional bisa saja mulai tergeser. Namun bagi pendukung kripto, ini adalah konfirmasi bahwa Bitcoin tengah memasuki fase dominasi baru sebagai penyimpan nilai global yang sah.

Lonjakan Harga Sejalan dengan Kenaikan Likuiditas Global

Jamie Coutts, kepala analis kripto di Real Vision, menyampaikan bahwa lonjakan harga Bitcoin sebesar 40 persen sejak April berkorelasi dengan pemulihan likuiditas global yang sempat menurun selama tiga tahun terakhir.

Menurutnya, setiap kenaikan 1 persen dalam likuiditas global dapat mendorong harga Bitcoin naik lebih dari 20 persen. Ini menjadi sinyal kuat bahwa rotasi modal besar-besaran sedang terjadi, dari aset tradisional ke aset digital.

Ia juga memperingatkan bahwa model perhitungan tersebut belum memperhitungkan apa yang ia sebut sebagai momen “kepanikan beli” yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Dalam kata-katanya, “Akan ada saat di mana orang-orang di seluruh dunia secara serempak menyadari bahwa mereka tertinggal, dan pada saat itu, pembelian secara masif bisa terjadi. Itu akan menjadi masa terbaik sekaligus masa yang paling menegangkan.”

Penulis: Desentral MediaEditor: Desentral Media

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.